Pertemuan ini berawal dari penelitian yang dilakukan ITB bahwa ada pergeseran patahan di Surabaya melalui ITS sampai Mayjen Sungkono sampai ke Cepu. Penelitian itu menunjukkan ada pergeseran 5 milimeter per tahun.

Surabaya (Antara Jatim) – Pusat Studi Kebumian, Bencana dan Perubahan Iklim LPPM Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Kamis mengumpulkan peneliti gempa, khususnya di wilayah Jawa Timur dan membentuk konsorsium kelompok riset gempa.

“Pertemuan ini berawal dari penelitian yang dilakukan ITB bahwa ada pergeseran patahan di Surabaya melalui ITS sampai Mayjen Sungkono sampai ke Cepu. Penelitian itu menunjukkan ada pergeseran 5 milimeter per tahun,” Kata Dr Amien Widodo, peneliti bencana ITS.

Ditemui di akhir acara “Diskusi Terfokus Gempa Surabaya dan Sekitar” di Ruang Sidang Utama, Rektorat ITS, Amien mengatakan penelitian itu menjadi penting karena itu melewati di Surabaya dan melewati daerah Jawa Tmur.

Amien menjelaskan, keaktifan Sesar Kendeng ini berdasarkan hasil penelitian Tim Gempa ITB selama beberapa tahun menyimpulkan bahwa hasil pengukuran deformasi permukaan tanah di beberapa tempat di Jawa Timur dan di Nusa Tenggara Timur berdasarkan hasil pengukuran GPS geodetik tercatat bergerak 5 milimeter per tahun.

“Ini mestinya harus menjadi keprihatinan kita bersama. kami melakukan pengkajian kepada penelitian terkait yang pernah ada di Jawa Timur. Sehingga dari situ kita bisa menyimpulkan yang seperti apa sebenarnya,” tambahnya.

Amien menambahkan, dari BMKG sudah mengemukakan bahwa di Jawa Timur termasuk risiko kecil terjadi gempa. Namun dirinya tetap mengharapkan ada semacam hasil dari penelitian karena memang ada sesuatu masalah di bawah tanah Surabaya ini.

“Dari data yang pernah ada, ini pootensinya masih kecil. tapi kita kalau diam saja justru itu keliru,” katanya.

Sementara itu, Kabid Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Dr Daryono menyatakan sangat mengapresiasi pertemuan tersebut. Menurutnya, ini momentum yang tepat bagi ITS ataupun peneliti yang lain untuk membuktikan kebenaran dari peneliian yang telah dilakukan ITB tersebut.

“Perlu Ada seismologi riset. Dari riset tersebut nanti bisa saling melengkapi terhadap penelitian yang terdahulu,” kata Daryono.

Walaupun terjadi pergeseran patahan setiap tahunnya, Daryono meminta masyarakat untuk tidak resah dan menyerahkan sepenuhnya ke tangan para peneliti.

Narasumber yang hadir dalam acara ini antara lain Dr. Daryono dari BMKG, Dr. Achmad Solikhin dari PVMBG, Dr Ira Anjasmara dan Firman ST MT dari ITS. (*)

Editor: Masuki M. Astro

http://www.antarajatim.com/berita/185707/its-kumpulkan-peneliti-bentuk-tim-riset-gempa?utm_source=fly&utm_medium=related&utm_campaign=news